Meneliti Kekayaan Sumber Daya Alam Hutan Mangrove Pantai Timur Sumatera, di Provinsi Jambi, Joel Jordan Anzamar SIbarani dan Jonathan Enrico Raih Medali Perunggu di Ajang OPSI 2017
TEPUNG Bruguiera gymnhoriza dan Rhizopora mucronata sebagai
Tepung Alternatif Ketahanan Pangan Masyarakat Ekosistem Mangrove
di Pesisir Pantai Timur Sumatera Provinsi Jambi
oleh:
Joel Jordan Anzamar Sibarani dan Jonathan Enrico
SMAN 3 Kota Jambi
Malang, 9- 14 Oktober 2017
The Winner of Bronze Medal Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Nasional 2017 bersama guru pendamping Bapak Peri Oktiarmi
TEPUNG Bruguiera gymnhoriza dan Rhizopora mucronata sebagai
Tepung Alternatif Ketahanan Pangan Masyarakat Ekosistem Mangrove
di Pesisir Pantai Timur Sumatera Provinsi Jambi sebagai topik penelitian saya bersama teman saya Jonathan Enrico yang saya panggil Joko, berhasil memenangkan medali perunggu pada lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Nasional tahun 2017 di Malang Jatim pada tanggal 9-14 Oktober. Praise my Lord !
Perjalanan Menemukan Ide Penelitian
Berawal dari ide bahwa sebagai bagian dari masyarakat Jambi, saya ingin berkontribusi dalam mengeksplorasi dan mengekspos kekayaan sumberdaya alam Provinsi Jambi yang sungguh sangat kaya raya ini untuk kesejahteraan masyarakat Jambi maka pada bulan Maret 2017 saya memulai perjalanan penelitian ini menuju ke daerah ekosistem mangrove di pesisir pantai timur Sumatera tepatnya Desa Pangkalan Babu di Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjabbar. Oya lokasi Desa Pangkalan Babu sebagai tempat penelitian saya ini berkat arahan dari bapak dosen Fahutan Universitas Jambi yaitu Pak Richard yang banyak memberi informasi bagaimana kami bisa mencapai desa tersebut. (terima kasih Pak Richard, Tuhan memberkati Bapak aminn).
Perjalanan menuju lokasi penelitian cukup jauh dan tidaklah mudah karena saya tempuh selama 3 jam dari kota Jambi dengan naik kendaraan mobil (papa saya yang menyetir), mama saya, Joko, dan kak Qosim mahasiswa Fahutan Universitas Jambi) sebagai pemandu jalan (terima kasih kak Qosim). Sesampai di pelabuhan (dekat pasar Tungkal) kami diantar oleh Pak Abdul Halim selaku pemandu jalan menuju Desa Pangkalan Babu yang ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan speed boat (saat itu sewa speed boat pp sekitar Rp. 400.000). Oyah, peneltian ini atas dasar passion saya dalam bidang penelitian. Penelitian dilakukan swadana 100% berkat dukungan orangtua saya dan orangtua Joko mensupport penuh kegiatan penelitian ini (makasih my luv mommy emak dan bapak).
Siap naik speed boat
Siap naik speed boat
Banyak pengalaman baru yang saya alami saat naik speed boat (maklum baru pertama kali naik speed boat), angin kencang semilir, bunyi deru mesin kapal, serta hutan mangrove yang terlihat dari kejauhan. Kak Qosim banyak bercerita kepada kami tentang jenis tanaman mangrove mulai dari api-api atau avicenia yang berada paling depan di pinggi pantai hingga spesies mangrove di daerah yang mendekati daratan. Saya baru tahu betapa kaya mangrove pantai timur Sumatera sebagai bagian dari pantai di Indonesia, penjaga kelestarian ekosistem pangtai dan pencegah abrasi pantai. Wowww
Akhirnya setelah speed boat mendekati sebuah perkampungan yang ternyata bernama Desa Pangkalan Babu, kami disambut oleh Bapak Sulaiman selaku nelayan dan aktivis penjaga hutan mangrove. Kami juga bertemu ketua RT yaitu Bapak Ahmadi. Lebih dari itu kami disambut dnegan hidangan makan bersama yang disiapkan oleh Ibu Sulaeman. Gulai ikan dan telur serta bakwan udang hmmm saya sangat lahap makan saat itu karena memang sedang lapar dan sungguh lezat rasanya.
Dari kiri: saya, Pak Sulaeman, dan Joko
Makan bersama di rumah pak Sulaeman (enak Paak)
Makan bersama di rumah pak Sulaeman (enak Paak)
Nah setelah makan bersama, mulailah kami menjelajah hutan mangrove. Melakukan survey lapangan dan observasi sebagai langkah awal menemukan ide penelitian di samping membaca berbagai jurnal penelitian terbaru. Memang meneliti itu SERUUUU.
Saya dan Joko di lokasi penelitian walaupun lelah kami tetap semangat
Perjalanan menelitipun dimulai dan meneliti itu seru. Enjoy, dan menantang.
Semoga pembaca terinspirasi lewat tulisan ini. Bagaimana tips sukses meneliti? (1) Menurut saya, memulai meneliti haruslah didahului dari niat dan passion.
(2) Menjelajah lokasi penelitian, survey, dan observasi, wawancara langsung kepada narasumber di lokasi tersebut.
(3) Serta banyak membaca jurnal hasil penelitian dan referensi terkait
Melalui langkah-langkah itu membuat saya menjadi yakin akan meneliti apa, latar belakang penelitian, sehingga menjadi paham dengan jelas tujuan dan hipotesis penelitiannya.
Sampai jumpa pada tulisan selanjutnya. ciayooo. Meneliti itu seru.
(3) Serta banyak membaca jurnal hasil penelitian dan referensi terkait
Melalui langkah-langkah itu membuat saya menjadi yakin akan meneliti apa, latar belakang penelitian, sehingga menjadi paham dengan jelas tujuan dan hipotesis penelitiannya.
Sampai jumpa pada tulisan selanjutnya. ciayooo. Meneliti itu seru.
Waah luar biasa hasil penelutiannya, boleh saya minta kontak Whatsapp ya Joel? Sebelumnya perkenalkan nama saya Ayu dari komunitas mangrove yang ada di jakarta, saya ingin lebih mengetahui proses perbuatan tepung dari Rhizophora Mucronata, karena dijakarta banyak jenis mangrove Ini, mungkin Joel bisa berbagi ilmu agar kami yang dijakarta bisa memanfaatkan RM tersebut Dan banyak orang yg peduli mangrove
BalasHapus